Rabu, 30 Juli 2014

12 Songs That You Might Know From Cover Version

Kadang ada beberapa lagu yang kita sering dengar tapi baru akhir-akhir ini kita tau kalau ternyata itu lagu coveran. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan lagu coveran tapi mungkin akan lebih baik kalau kita tau versi originalnya karena kadang ada beberapa fans fanatik dari band tertentu yang mengganggap kalau hasil coveran itu merusak lagu aslinya. Nah oleh karena itu saya coba untuk memberi info mengenai beberapa lagu coveran yang saya tau supaya bisa jadi bahan perbandingan dan referensi buat kalian. Happy reading !

1. Nirvana – Jesus Doesn’t Want Me  for a Sunbeam (The Vaselines)


Nirvana
The Vaselines










Mungkin bagi sebagian orang terutama fans band grunge Nirvana lagu “Jesus Doesn’t Want Me For Sunbeam” yang dibawakan oleh Kurt Cobain dkk dalam acara Mtv Unplugged di New York 1994 menganggap itu adalah lagu dari mereka tapi siapa sangka ternyata lagu itu milik The Vaselines band Indie Pop Legendaris dari Skotlandia. Judul asli dari lagu The Vaselines sebenarnya “Jesus Wants Me for a Sunbeam” tapi dasar Kurt Cobain dia punya cara sendiri untuk mengcover lagu ini.  Sebenarnya rada kontradiktif mengingat aliran yang diusung Nirvana dan aliran yang diusung sama The Vaselines jauh berbeda. Grunge vs Indie Pop ? Tapi karena Kurt Cobain ngefans sama The Vaselines dan suka dengan style The Vaselines menyanyikan lagu parody dari lagu anak-anak Kristen (I’ll Be a Sunbeam) maka tidak menjadi masalah (meskipun berbeda genre) jika Nirvana mengcover lagu ini. Analoginya sama dengan Pandu Fuzztoni (Morfem) yang ngefans sama Veronica Falls. Awalnya karena saya memang suka dengan band indie pop jadi taunya lagu ini memang milik The Vaselines tapi waktu itu liat teman update di media sosial dengan judul yang hampir sama tapi kebetulan dinyanyikan sama band asal Amerika “Nirvana” nah waktu itu saya lansung searching, ternyata Nirvana memang mengcover lagu milik band yang terkenal dengan single “ Son of a Gun”-nya.


2. Blink 182 – Another Girl Another Planet (The Only Ones)

Blink182
The Only Ones







Blink 182 mungkin adalah salah satu band punk-rock tahun 90an yang akan selalu di nanti-nanti live performance-nya oleh seluruh fansnya di dunia. Band yang digawangi oleh Tom Delonge ini  sempat mengcover lagu “Another Girl Another Planet”  (sebelum akhirnya mereka bubar) dari band tahun 70an Inggris The Only Ones yang juga mengusung punk sebagai genre musiknya. Waktu itu lagi iseng cari band-band “pure punk” tahun 70an di youtube tiba-tiba ketemu The Only Ones dan baru tau ternyata “Another Girl Another Planet” itu salah satu lagu hits mereka dan dicover oleh beberapa band termasuk band twee pop Belle and Sebastian tapi cover version dari Blink sepertinya lebih terkenal.



3 Frente! – Bizzare Love Triangle (New Order)

Frente!
New Order
I bet hampir semua orang taunya “Bizzare Love Triangle” adalah lagu dari band asal Australia Frente! kecuali fans Joy Divisian-New Order pasti tau Bizzare Love Triange itu cuma lagu yang di cover sama Frente!. Cover version dari Frente! memang jauh berbeda dari yang asli. Frente! merilis versi akustiknya sedangkan aslinya “Bizzare Love Triangle” bisa dibilang lagu diskonya tahun 80an. Bisa dibilang awal mulanya EDM.



4.  Veronica Falls – Starry Eyes (Roky Erickson) 

Veronica Falls
Roky Erickson
I will never listen to 13th Floor Elevators if i never listen to Starry Eyes from Veronica Falls. Sebagai fans berat dari band indie pop Inggris Veronica Falls hal yang wajar kalau saya kenal Starry Eyes dari mereka. Waktu itu sempat cari liriknya ternyata Roky Erickson dengan judul yang sama juga muncul di search engine. Baru tau ternyata Roky Erickson dari 13th Floor Elevators yang punya lagu itu. Kalau versi Roky Erickson yang juga personil 13th Floor Elevators jelas versinya ke psidelik rock sedangkan Veronica Falls lebih ke pop.


5. One Direction – One Way or Another-Teenage Kicks (Blondie-The Undertones)



One Direction

Blondie

The Undertones
One Direction memang lagi happening dimana-mana apalagi awal tahun depan mereka bakalan konser di Jakarta. Penting buat fansnya 1D untuk tau kalau single mereka One Way or Another (Teenage Kicks) adalah lagu cover yang mereka mix dari lagunya Blondie (One Way or Another) dan The Undertones (Teenage Kicks). Hal yang menarik dari cover lagu itu adalah baik Blondie maupun The Undertones adalah band punk di tahun 70an. Blondie perwakilan scene punk dari Amerika sedangkan The Undertones wakil scene punk dari UK (Northern Ireland).




6. She and Him – Sunday Girl (Blondie)

She and Him
Blondie
Semenjak dirilisnya album She and Him vol. 3 tahun lalu, lagu Sunday Girl lumayan booming di sekitaran saya. Zooey Deschanel dan M. Ward memasukkan lagu coveran Sunday Girl ke dalam album terbaru mereka. Jadi wajar saja kalau Sunday Girl booming karena beberapa tahun belakangan ini Zooey berhasil menarik perhatian dunia (everyone loves zooey, i thought).France Version dari Sunday Girl adalah hal menarik yang dilakukan oleh mantan istri vokalis Death Cab For Cutie ini.


7. Sixpence None The Richer – There She Goes (The La’s)

Sixpence None The Richer
The La's
  There She Goes adalah salah satu single dari Sixpence (selain Kiss Me) yang berhasil menduduki chart Billboard baik di US maupun di UK. Single ini dikeluarkan oleh Sixpence di akhir tahun 90an, nyatanya versi original dari lagu ini sudah dirilis oleh band asal British The La’s di akhir tahun 80an. Rumornya lagu ini bercerita tentang ketergantungan sang vokalis terhadap Heroin.

8.  The Lemonheads – Mrs. Robinson (Simon and Garfunkel)

The Lemonheads
Simon and Garfunkel
Saya mulai mendengar Mrs. Robinson versi The Lemonheads semenjak nonton film Wolf of The Wall Street, kebetulan lagu ini menjadi soundtrack filmnya dan beberapa bulan setelah itu baru tau kalau ternyata lagu itu milik Simon and Garfunkel. So far menurut saya tidak ada perbedaan khusus dari masing-masing versi baik yang dicover sama The Lemonheads atau yang original dari Simon and Garfunkel.



9. Westlife – Uptown Girl (Billy Joel)

Westlife
Billy Joel

Well, it’s pretty obvious kalau semua orang tau Uptown Girl dari Westlife dan versi dari Westlife pasti sudah tertanam di kepala kalian tapi tidak ada salahnya untuk coba mendengar versi asli dari penyanyi asal Amerika Billy Joel.



10. The Futureheads – Hounds of Love (Kate Bush)

 
The Futureheads

Kate Bush



Sad but true, Hounds of Love saya dengar pertama kali dari band post-punk Inggris The Futureheads dan saya lebih suka versi mereka dibandingkan dengan versi original dari Kate Bush yang sound “baroque pop” –nya sangat terasa. (Well, i’m not fan of baroque pop)



11. Meaghan Smith – Here Comes Your Man (Pixies)

Meaghan Smith

Pixies



Semua yang nonton 500 Days of Summer pasti tau lagu ini dari Meaghan Smith, penyanyi pop asal Canada. Versi dari Smith yang mendayu-dayu dengan suara lembutnya cukup menarik perhatian saya. Nah, kalau versi dari Pixies lebih menggigit dan menghentak. Bedanya, versi Smith cocoknya didengar pas mau tidur kalau versi Pixies cocoknya didengar pagi-pagi.

12. Van Halen – You Really Got Me (The Kinks)

 
Van Halen
The Kinks
You Really Got Me versi Van Halen sempat menjadi backsound iklan minuman isotonik dan mulai kembali booming sejak itu. You Really Got Me sebenarnya sudah populer semenjak tahun 60-an dan sukses membuat The Kinks terkenal. Mungkin karena hal itu Van Halen akhirnya mengcover dan menjadikannya sebagai single album debut mereka meskipun rumornya The Kinks merasa “terganggu” dengan cover version dari band asal Amerika itu. Baik versi Van Halen ataupun The Kinks menurut saya pribadi sama-sama bagus tapi vokal Ray Davies yang unik sudah tertanam di kepala saya so i prefer to The Kinks version.

Mungkin kalian bisa share lagu coveran yang kalian tau beserta original version-nya lewat komen. Thank you :)




Sabtu, 31 Mei 2014

Asian Truly Indie

ASIAN. Bagi ras kulit putih yang bertempat tinggal di kawasan Eropa dan Amerika selalu menggangap orang-orang Asia adalah orang yang jenius (you may see those joke in 9gag). Jenius dalam hal apapun dan tentu saja yang menjadi pertanyaan adalah apakah orang Asia juga jenius dalam mengarungi scene musik-musik Indie yang notabene-nya  dikuasai oleh musisi-musisi di Eropa dan Amerika ? Tentu saja. Bagi hipster-hipster di negara barat, orang Asia yang ikut terjun dalam scene musik indie jauh lebih “Hipster” daripada mereka dan oleh karena itu mereka juga menyukai band-band yang anggotanya nyempil orang Asia (pure Asia ataupun yang punya darah asia) karena menurut mereka , kesukaan mereka akan band “yang personilnya terselip orang Asia” akan menaikkan kasta Hiptersnya.

Kali ini saya akan sedikit berbagi mengenai band-band indie yang ada di sekitaran wilayah Eropa-Amerika yang personilnya nyempil orang Asia meskipun mungkin cuma satu atau dua orang saja but that’s enough to prove Asian’s till genius,right ?

1. The Pains of Being Pure at Heart - Peggy Wang (Keyboard – Vocal)




Band lo-fi indiepop asal US ini beruntung bisa merekrut Peggy Wang sebagai keyboardis dan juga vokalis dari band yang baru saja mengeluarkan album ketiganya di tahun 2014 ini. Peggy Wang menurut saya sendiri memberi kesan vokal yang menarik dengan permainan keyboardnya, ada kesan lebih lembut nan feminis yang diberikan oleh Peggy Wang ke dalam The Pains yang  sound lo-fi-nya sangat terdengar jelas.


2. Yuck - Mariko Doi (Bass)


Setelah former Yuck “Daniel Blumblerg” memutuskan untuk meninggalkan band ini dan banyak yang mengatakan kalau Max Bloom tidaklah sebaik Daniel dalam mengambil jatah lead vocal, Mariko Doi berhasil membuat saya dan mungkin beberapa fans Yuck tidak begitu khawatir mengenai komen tentang vokal Max Bloom. Permainan bass serta vokal Mariko yang mengcover lagu Jepang “Natsu Nandesu” cukup untuk mengambil perhatian saya. Gaya slengean dan ala rocker dari Mariko mungkin salah satu sebab cewek Jepang ini digilai fans laki-laki.

3. Best Coast - Bobb Bruno (Guitar)




Duo surf-rock asal US ini sudah berhasil masuk di playlist ipod saya semenjak “when i’m with you” dirilis. Bethany Consentino sang vokalis cantik nan kece ini memang memiliki banyak andil dalam perkembangan Best Coast tapi jangan salah, Bobb Bruno si cowok Asia telah banyak membantu Bethanny dalam memproduseri album Best Coast. Bobb juga dikenal sebagai multi-instrumentalist yang cukup handal.


4. Dum Dum Girls – Sandy (Drummer)


Kebanyakan orang pasti menyebut “Dee Dee” ketika seseorang bertanya mengenai member paling keren di Dum Dum Girls. I do adore Dee Dee, she is awesome, Dee Dee is a true punk rocker for nowadays (Dari namanya saja sudah keliatan doi ngefans berat sama DeeDee Ramone). Hal yang menarik dari Dum Dum Girls adalah band ini mempunyai drummer seorang Asia. Sandra Vu yang lebih terkenal disapa Sandy mungkin bisa mengalihkan sedikit perhatian kalian dari Dee Dee.

5. Bloc Party - Matt Tong (Drummer)




Matt Tong sepertinya sudah terkenal dimana-mana, permainan drumnya berhasil mengantarkan si Matt menjadi no. 5 Most Underrated Drummer in Rock Versi Majalah New Musical Express meskipun kabarnya si Matt sudah keluar dari Bloc Party tapi tentu saja karir Matt tidak berhenti disitu saja.

6. Thao and The Get Down Stay Down – Thao Nguyen (Vocal-Guitar)




Thao Nguyen bisa dibilang emasnya cewek Asia di dunia musik Indie. Former beberapa band, vokal yang khas ala cewek Asia and i can tell her voice just a few moment after listening to her song. Satu hal yang menurut saya paling menarik dari Thao adalah doi jago main BANJO dan beberapa lagu yang dia hasilkan memang pake instrumen Banjo yang pada akhirnya menimbulkan kesan berbeda, unik dan khas. Nilai plus buat Thao.

7. Hooded Fang - Daniel Lee (Vocal – Guitar)




Dari nama bandnya saja unsur Asia-nya sudah kentara, mungkin si Daniel Lee sang former band ini yang mengusulkan nama seperti itu entah mungkin karena Lee seorang Asian jadi kepikiran untuk buat band dengan nama-nama Asia. Hooded Fang sendiri dibawah komando Lee sudah berhasil merilis 3 album yang kata orang lebih ke indie rock tapi hasil dengar beberapa lagu mereka, mereka lebih ke dance-rock sih ala-ala Cajun Dance Party yang diberi sedikit sentuhan Broken Social Scene.

8. The Morning Benders - Christopher Chu (Vocal)



The Morning Benders atau sekarang yang dikenal dengan POP ETC adalah band asal US yang dibentuk oleh christopher chu dan kemudian beberapa tahun kemudian Jon Chu saudara dari Chris join ke dalam band ini. Chu brothers dkk ini sudah berhasil merilis 3 album.


9.  Blonde Redhead - Kazu Makino (Vocal-Guitar)


Kazu Makino selalu mengingatkan saya dengan vokal dari Elizabeth Fraser dari Cocteau Twins dengan musik ala Sonic Youth. Hal yang membuat saya kagum dengan band ini terutama  dengan Makino karena band ini sudah terbentuk dari tahun 1993 di New York dan hal yang cukup keren untuk seorang gadis Asia membentuk band dengan orang-orang dari US yang memilih jenis musik yang bisa dibilang tidak mainstream saat itu (Grunge dan kemudian Britpop menjadi musik yg mainstream pada waktu itu).

10. Emmy The Great - Emma Lee Moss (Singer)





Emma Lee Moss atau yang dikenal dengan Emmy The Great adalah penyanyi kelahiran Hongkong yang sekarang menetap di Inggris. Emmy, emmy, emmy, dengan aliran folk yang diusung oleh dia entah kenapa selalu membuat saya sedikit membandingkannya dengan penyanyi folk asal Inggris juga si Laura Marling. Pada dasarnya sama, mereka berdua sempat gabung di band folk Noah and The Whale meskipun pada akhirnya mereka keluar dan album debut mereka rilisnya cuma beda setahun. Kalau dilihat dari segi sound,lirik dan karir musik, Emmy sebenarnya jauh lebih matang dari Laura tapi sepertinya Laura lebih komersial daripada Emmy.

Minggu, 27 April 2014

Long Live MOD !




Para kaum muda mudi Indonesia baru saja digandrungi demam scooter merek vespa yang notabenenya kendaraan asal Italia tapi sebenarnya vespa juga sempat menjadi salah satu ciri khas budaya yang pernah terjadi di Inggris. Inggris adalah negara yang bisa dibilang memiliki banyak sumbangsih dalam budaya dibidang permusikkan. Banyak band yang muncul dan berkembang di antara budaya-budaya tersebut. Budaya Hippies, Skinhead dan Punk adalah contohnya, diantara ketiga itu budaya Mod kemudian lahir dan booming di Inggris. Mod mulai muncul di akhir tahun 50-an dan menjadi sangat terkenal di tahun 60an. Kata Mod sendiri berasal dari Modern atau Modernist yang menggambarkan kalangan orang-orang Inggris dengan pemikiran modern di zaman itu. Mod lahir sebagai bentuk protes terhadap kalangan menegah ke atas bahwa mereka kaum pekerja juga bisa berpenampilan menarik dengan gaya necis dan dandy. Mod juga bisa dibilang bentuk ekspresi “ketidaksukaan” akan musik-musik jazz tradisional yang didengarkan oleh kebanyakan orang-orang Inggris kala itu dan para kaum Mod lebih memilih mendengarkan musik Ska, R n B serta Soul dari bangsa kulit hitam Amerika.

Mod pada awalnya terdiri dari segerombolan kelas pekerja yang ingin tampil beda dengan penampilannya tapi kemudian para pelajar, serta kalangan kelas menegah ke atas juga terkena wabah Mod ini, lalu pada akhirnya Mod kemudian digandrungi oleh semua kalangan di Inggris. Penampilan Mod tentu saja menarik perhatian di mana pada dasarnya penampilan para muda-mudi Inggris saat itu sangat “Rock and Roll” dengan penampilan yang serba berbahan kulit (jaket dan celana tentunya), motor besar sebagai kendaraan sehari-hari dan mendengarkan musik Rock n Roll. Hal itu sangat berbeda dengan penampilan para kaum Mod, mereka sangat khas dengan stelan Jas dan kemeja, sepatu Brogues, Mantel Parka untuk dipakai mengendari Vespa atau Lambretta mereka dan potongan rambut pendek yang cenderung berponi.

Mod tidak hanya unik dari segi penampilan tapi dari segi musiknya juga. Ada banyak band tahun 60-an yang mencerminkan karateristik Mod saat itu. Sebut saja The Who, The Small Faces, The Kinks, The Standells, The Action dan The Birds. Musik mereka sendiri dipengaruhi oleh musik rock tahun 50an dan band-band dari generasi kedua “British Invasion” yang mengusung musik blues Amerika (The Rolling Stones, The Animals). Tipe lagu dari band-band Mod biasanya campuran antara R n B dan British Pop yang bertempo keras tapi tetap soulful dengan lirik yang berkisaran soal romantisme yang sedikit sinis. Banyak dari band-band Mod tahun 60-an yang kemudian menjadi inspirasi para musisi zaman sekarang terutama yang mengusung aliran Garage Rock karena band Mod pada tahun itu dianggap sebagai soul musik Garage Rock.

Semakin berkembangnya budaya Mod di seluruh kalangan di Inggris baik dari segi pakaian ataupun musiknya, membuat para pemuda pelopor Mod saat itu cemas dan merasa bahwa Mod tidak sama lagi seperti saat awal mula lahirnya. Nilai-nilai Mod dianggap sudah berkurang dan tidak sesuai lagi, maka perlahan-perlahan mereka mulai meninggalkan budaya ini disusul oleh kalangan lainnya dan akhirnya budaya Mod meredup dan hilang digantikan dengan banyaknya budaya-budaya baru yang bermunculan di Inggris seperti Punk.

Tahun 1979 ditandai dengan bangkitnya mod di Inggris atau sering disebut“ Mod Revival” hal ini ditandai dengan munculnya band-band Inggris yang berpenampilan dan bermusik ala Mod, band gawangan Paul Weller adalah contohnya. The Jam sukses membawa era Mod kembali ke Inggris disusul dengan hadirnya The Lambrettas.Musik mereka sendiri terinspirasi dari musik band Mod di tahun 60-an ditambah dengan nuansa Punk yang khas dan menurut saya pribadi adanya sound Punk di dalam musik mereka bisa jadi karena mereka hidup di era Punk dan mulai membentuk band di era Post-Punk yang kemudian sedikit-banyak menginspirasi musik mereka.

Di era sekarang musik-musik ala Mod masih bisa kita jumpai di band-band muda yang lahir di Inggris dan di sekitar wilayahnya (UK) seperti The Urges dan The Strypes serta The Method Quitty dan The Don’ts dari negeri Paman Sam. Indonesia pun tidak mau kalah, kita punya Innocenti sebuah band dari Jakarta yang mewakili budaya Mod di Indonesia. Bisa dibilang musik dari Innocenti lebih berkiblat kepada musik dari band-band Mod Revival yang di dalamnya ada sedikit sentuhan Punk, coba saja dengar lagu anthem mereka “ We Are The Mods” yang menurut saya sangat “The Jam” baik dari segi musik ataupun liriknya. So far, mereka adalah band yang menjadi piooner band Mod di Indonesia dan sering mengisi acara-acara yang diadakan komunitas Mod di Indonesia.

 Bagi kalian yang tertarik mau tau lebih lanjut tentang Mod bisa langsung mengunjungi website khusus mod http://www.modculture.co.uk/ atau bagi yang suka nonton film kalian bisa nonton film Quadrophenia yang cukup jelas menceritakan bagaimana Mod di tahun 60an. Long live Mod !

P.S : Kalian juga bisa baca tulisan ini di majalah Opium edisi April :)


Sabtu, 26 April 2014

From Sweet To Twee (Part 2)

Postingan kali ini bisa dibilang perbaikan dan penjelasan lebih lanjut dari postingan Twee sebelumnya. Terima kasih buat bos kiki yang sudah membuka mata saya untuk melihat berbagai aspek dari twee :). Tulisan saya kali ini kalian juga bisa baca di Majalah Opium edisi Maret.





Mungkin istilah Twee masih asing bagi para penikmat musik awam, tapi bagi para pecandu musik indie pop istilah Twee mungkin sudah menjadi makanan sehari-hari mereka.  Twee adalah subgenre dari Indie Pop yang khas dengan gitar gemerincingnya.  Twee muncul pertama kali di Inggris pada tahun 80an setelah era post-punk.  Bisa dibilang Twee lahir sebagai bentuk pergerakan atas musik Punk yang dianggap keren dan trendi oleh masyarakat saat itu. Kita kenal Punk identik dengan musik yang keras, liriknya sarat akan politik penuh dengan protes terhadap pemerintahan Margaret Thatcher , anarkis tapi terkesan pintar while twee is the opposite of punk. Twee sendiri hadir dengan musik pop yang terpengaruh oleh musik tahun 60an yang khas dengan jungle guitars-nya, sementara dari segi lirik, mereka lebih senang bermain dengan lirik-lirik sederhana tentang cinta dan kehidupan sehari-sehari mereka yang dipadukan dengan melody catchy yang sangat easy listening.

Selain karakter musik yang khas, Twee juga khas dengan style dari para musisinya. Mereka berpakaian seperti how’s mom dress her child dengan kemeja, rok/celana kotak-kotak, cardigan, jepitan,dress+stocking ala tahun 60an serta T-Shirt gambar anak kucing. Contoh konkritnya kita bisa melihat bagaimana Zooey Deschanel dari She and Him berpakaian. Dari segi background musisinya, rata-rata mereka berasal dari golongan ras putih menengah yang memilih menghabiskan waktunya untuk belajar khas anak-anak sekolahan yang baik dan akan merasa sangat bodoh untuk menspike rambutnya seperti musisi punk.

Furthermore, pergerakan musik mereka bisa dibilang cukup dilematis, khususnya band-band Twee tahun 80an yang personilnya terdiri dari wanita, mereka sering menerima cemoohan dari masyarakat. Masyarakat berpikir agak aneh jika anak gadis berkumpul dalam suatu band memainkan alat musik dengan performance yang biasa-biasa saja.  Hal itu tidak sesuai dengan ekspektasi mereka mengenai band-band cewek yang akan tampil ngerock, gila-gilaan dipanggung dan mungkin akan menanggalkan pakaian mereka ketika performance. Akibatnya, masyarakat merasa kurang “sreg” dengan band twee yang menurut mereka tidak rock and roll atau tidak macho/maskulin (untuk band twee yang personilnya laki-laki dimana suara mereka tidak serak seperti penyanyi rock yang keren menurut masyarakat). Hal itulah yang membuat masyarakat mengejek mereka dengan sebutan “Twee”, twee adalah sebuah ejekan dimana kata “twee” diambil dari cara anak bayi mengucapkan kata Sweet. Masyarakat menganggap band aliran twee adalah sebuah hal yang lucu dimana para personilnya memainkan musik yang girly dan penampilan para personilnya yang “ sok manis seperti anak-anak.”

Pergerakan band Indie Pop saat itu sempat menjadi bahan perbincangan media ternama di UK sekelas Majalah NME (New Musical Express), NME pada tahun 1986 kemudian merekam pergerakan atas band-band indie pop dengan membuat album kompilasi yang diberi nama C86, di dalam album tersebut terdapat beberapa band twee yang cukup terkenal saat itu seperti  The Pastels dan The Shop Assistants. Dengan adanya album kompilasi, munculnya label indie UK Sarah Records yang mewadahi band-band indie pop serta dengan berjalannya waktu kini Indie Pop khususnya Twee dianggap sebagai sesuatu yang unik dan trendi yang mungkin mampu membuat candu bagi para pendengarnya.  Hal ini terjadi karena musik serta lirik dari band-band Twee tidak neko-neko dan sangat easy listening bagi semua lapisan masyarakat. We have to say thanks to the bands that keep surviving “Twee” meskipun pada awalnya mereka sering dicemooh.

Bicara soal band yang surviving the twee, kita bisa menganggap mereka adalah band-band yang menjadi pelopor sekaligus legend dari band Twee.  Band-band tersebut kebanyakan berasal dari United Kingdom meskipun tak sedikit juga berasal dari Amerika. Tiger Trap, Talulah Gosh serta The Pastels bisa dianggap sebagai band yang mewakili pergerakan Twee di UK sedangkan untuk wilayah Amerika, Black Tambourine dan Beat Happening adalah pandawanya.

Memasuki tahun 90an, band-band aliran twee bermunculan dimana-mana. Pertumbuhan band-band twee di UK bisa disaksikan dengan munculnya Belle and Sebastian serta Camera Obscura, lalu Twee merambah ke Swedia dengan hadirnya Acid House Kings dan Lacrosse, memasuki wilayah Australia dengan Architecture in Helsinki lalu Tullycraft di Amerika.

Di tahun 2000an band-band Twee di negara Asia mulai bermunculan, tak terkecuali Indonesia. Indonesia berhasil melahirkan band-band twee yang berkualitas seperti Annemarie. Annmarie adalah salah satu band twee asal Indonesia yang terbentuk di tahun 2004 yang terbilang cukup sukses. Band asal bandung ini berhasil dilirik oleh label asal Swedia dan Peru dan merilis album mereka yang berjudul ABC on TV.  Sepertinya kesuksesan Annemarie mendorong band-band dari seluruh pelosok Indonesia turut memainkan musik twee sebut saja Afternoon Talk dari Bandar Lampung, Good Morning Breakfast dari Cirebon, Summer in Vienna dari Yogyakarta dan untuk di Makassar sendiri kita punya Everybody Loves Endy (ELE). Sayangnya, ELE tidak bertahan lama padahal musik dan lirik yang mereka tawarkan sangat menggambarkan “twee”.

Melihat banyaknya band indie pop twee dan antusias masyarakat yang bagus, sekarang sudah banyak bermunculan festival-festival musik khusus untuk mereka seperti Indie Pop Fest, Indie Tracks Festival, Popfest Berlin dan NYC Popfest. Selain itu, website khusus twee pun sudah ada dan bisa dikunjungi di www.twee.net , khusus wilayah Asia Tenggara bisa berkunjung di www.seaindie.com . Sekedar info, Seaindie baru-baru saja mengeluarkan kompilasi album untuk band-band indie pop Indonesia (Lasting Fun, Forever Young) yang bisa dijadikan referensi dan feel free to download.

Bagi yang ingin mencoba mendengar musik-musik twee seperti apa atau mungkin yang sudah penjadi penikmat lama band indie pop mungkin beberapa lagu dari band dibawah ini bisa dijadikan referensi.
1.      The Shop Assistants – I Don’t Wanna be Friends with You
2.      The Pastels – Check My Heart
3.      The Softies – Hello Rain
4.      Beat Happening – Indian Summer
5.      Talulah Gosh – Beatnik Boy
6.      Belle and Sebastian – I Didn’t See It Coming
7.      Camera Obscura – French Navy
8.      Acid House Kings – This Heart is A Stone
9.      Architecture in Helsinki - Escapee
10.  Alpaca Sports – I Was Running