Sabtu, 26 April 2014

From Sweet To Twee (Part 2)

Postingan kali ini bisa dibilang perbaikan dan penjelasan lebih lanjut dari postingan Twee sebelumnya. Terima kasih buat bos kiki yang sudah membuka mata saya untuk melihat berbagai aspek dari twee :). Tulisan saya kali ini kalian juga bisa baca di Majalah Opium edisi Maret.





Mungkin istilah Twee masih asing bagi para penikmat musik awam, tapi bagi para pecandu musik indie pop istilah Twee mungkin sudah menjadi makanan sehari-hari mereka.  Twee adalah subgenre dari Indie Pop yang khas dengan gitar gemerincingnya.  Twee muncul pertama kali di Inggris pada tahun 80an setelah era post-punk.  Bisa dibilang Twee lahir sebagai bentuk pergerakan atas musik Punk yang dianggap keren dan trendi oleh masyarakat saat itu. Kita kenal Punk identik dengan musik yang keras, liriknya sarat akan politik penuh dengan protes terhadap pemerintahan Margaret Thatcher , anarkis tapi terkesan pintar while twee is the opposite of punk. Twee sendiri hadir dengan musik pop yang terpengaruh oleh musik tahun 60an yang khas dengan jungle guitars-nya, sementara dari segi lirik, mereka lebih senang bermain dengan lirik-lirik sederhana tentang cinta dan kehidupan sehari-sehari mereka yang dipadukan dengan melody catchy yang sangat easy listening.

Selain karakter musik yang khas, Twee juga khas dengan style dari para musisinya. Mereka berpakaian seperti how’s mom dress her child dengan kemeja, rok/celana kotak-kotak, cardigan, jepitan,dress+stocking ala tahun 60an serta T-Shirt gambar anak kucing. Contoh konkritnya kita bisa melihat bagaimana Zooey Deschanel dari She and Him berpakaian. Dari segi background musisinya, rata-rata mereka berasal dari golongan ras putih menengah yang memilih menghabiskan waktunya untuk belajar khas anak-anak sekolahan yang baik dan akan merasa sangat bodoh untuk menspike rambutnya seperti musisi punk.

Furthermore, pergerakan musik mereka bisa dibilang cukup dilematis, khususnya band-band Twee tahun 80an yang personilnya terdiri dari wanita, mereka sering menerima cemoohan dari masyarakat. Masyarakat berpikir agak aneh jika anak gadis berkumpul dalam suatu band memainkan alat musik dengan performance yang biasa-biasa saja.  Hal itu tidak sesuai dengan ekspektasi mereka mengenai band-band cewek yang akan tampil ngerock, gila-gilaan dipanggung dan mungkin akan menanggalkan pakaian mereka ketika performance. Akibatnya, masyarakat merasa kurang “sreg” dengan band twee yang menurut mereka tidak rock and roll atau tidak macho/maskulin (untuk band twee yang personilnya laki-laki dimana suara mereka tidak serak seperti penyanyi rock yang keren menurut masyarakat). Hal itulah yang membuat masyarakat mengejek mereka dengan sebutan “Twee”, twee adalah sebuah ejekan dimana kata “twee” diambil dari cara anak bayi mengucapkan kata Sweet. Masyarakat menganggap band aliran twee adalah sebuah hal yang lucu dimana para personilnya memainkan musik yang girly dan penampilan para personilnya yang “ sok manis seperti anak-anak.”

Pergerakan band Indie Pop saat itu sempat menjadi bahan perbincangan media ternama di UK sekelas Majalah NME (New Musical Express), NME pada tahun 1986 kemudian merekam pergerakan atas band-band indie pop dengan membuat album kompilasi yang diberi nama C86, di dalam album tersebut terdapat beberapa band twee yang cukup terkenal saat itu seperti  The Pastels dan The Shop Assistants. Dengan adanya album kompilasi, munculnya label indie UK Sarah Records yang mewadahi band-band indie pop serta dengan berjalannya waktu kini Indie Pop khususnya Twee dianggap sebagai sesuatu yang unik dan trendi yang mungkin mampu membuat candu bagi para pendengarnya.  Hal ini terjadi karena musik serta lirik dari band-band Twee tidak neko-neko dan sangat easy listening bagi semua lapisan masyarakat. We have to say thanks to the bands that keep surviving “Twee” meskipun pada awalnya mereka sering dicemooh.

Bicara soal band yang surviving the twee, kita bisa menganggap mereka adalah band-band yang menjadi pelopor sekaligus legend dari band Twee.  Band-band tersebut kebanyakan berasal dari United Kingdom meskipun tak sedikit juga berasal dari Amerika. Tiger Trap, Talulah Gosh serta The Pastels bisa dianggap sebagai band yang mewakili pergerakan Twee di UK sedangkan untuk wilayah Amerika, Black Tambourine dan Beat Happening adalah pandawanya.

Memasuki tahun 90an, band-band aliran twee bermunculan dimana-mana. Pertumbuhan band-band twee di UK bisa disaksikan dengan munculnya Belle and Sebastian serta Camera Obscura, lalu Twee merambah ke Swedia dengan hadirnya Acid House Kings dan Lacrosse, memasuki wilayah Australia dengan Architecture in Helsinki lalu Tullycraft di Amerika.

Di tahun 2000an band-band Twee di negara Asia mulai bermunculan, tak terkecuali Indonesia. Indonesia berhasil melahirkan band-band twee yang berkualitas seperti Annemarie. Annmarie adalah salah satu band twee asal Indonesia yang terbentuk di tahun 2004 yang terbilang cukup sukses. Band asal bandung ini berhasil dilirik oleh label asal Swedia dan Peru dan merilis album mereka yang berjudul ABC on TV.  Sepertinya kesuksesan Annemarie mendorong band-band dari seluruh pelosok Indonesia turut memainkan musik twee sebut saja Afternoon Talk dari Bandar Lampung, Good Morning Breakfast dari Cirebon, Summer in Vienna dari Yogyakarta dan untuk di Makassar sendiri kita punya Everybody Loves Endy (ELE). Sayangnya, ELE tidak bertahan lama padahal musik dan lirik yang mereka tawarkan sangat menggambarkan “twee”.

Melihat banyaknya band indie pop twee dan antusias masyarakat yang bagus, sekarang sudah banyak bermunculan festival-festival musik khusus untuk mereka seperti Indie Pop Fest, Indie Tracks Festival, Popfest Berlin dan NYC Popfest. Selain itu, website khusus twee pun sudah ada dan bisa dikunjungi di www.twee.net , khusus wilayah Asia Tenggara bisa berkunjung di www.seaindie.com . Sekedar info, Seaindie baru-baru saja mengeluarkan kompilasi album untuk band-band indie pop Indonesia (Lasting Fun, Forever Young) yang bisa dijadikan referensi dan feel free to download.

Bagi yang ingin mencoba mendengar musik-musik twee seperti apa atau mungkin yang sudah penjadi penikmat lama band indie pop mungkin beberapa lagu dari band dibawah ini bisa dijadikan referensi.
1.      The Shop Assistants – I Don’t Wanna be Friends with You
2.      The Pastels – Check My Heart
3.      The Softies – Hello Rain
4.      Beat Happening – Indian Summer
5.      Talulah Gosh – Beatnik Boy
6.      Belle and Sebastian – I Didn’t See It Coming
7.      Camera Obscura – French Navy
8.      Acid House Kings – This Heart is A Stone
9.      Architecture in Helsinki - Escapee
10.  Alpaca Sports – I Was Running

Tidak ada komentar:

Posting Komentar